Minggu, 05 Mei 2013

MAKALAH SYOK OBSTETRI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendahdan kematian sel maupun jaringan.Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yangadekuat ke organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif.Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya alirandarah, termasuk kelainan jantung (misalnyaserangan jantung atau gagal  jantung ), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
Syok sulit di definisikan, Hal ini  berhubungan dengan sindrom klinik yang di namis, yang di tandai dengan perubahan sehubungan penurunan sirkulasi volume darah yang menyebabkan ketidaksadaran jika tidak di tangani dapat menyebabkan kematian.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa itu Syok Obstetri ?
2.      Apa etiologi dari Syok Obstetri ?
3.      Apa saja Patofisiologi dari Syok Obstetri ?
4.      Siapa saja faktor resiko Syok Obstetri ?
5.      Bagaimana prognosis Syok Obstetri ?
6.      Bagaimana cara penanganan Syok Obstetri ?
7.      Apa saja tanda dan gejala dari syok Obstetri ?
8.      Apa saja klasifikasi dari syok obstetri ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.        Agar mahasiswa tahu definisi dari syok obstetri
2.        Agar mahasiswa tahu etiologi dari syok obstetri
3.        Agar mahasiswa tahu patofisiologi syok obstetri
4.        Agar mahasiswa tahu faktor resiko syok obstetri
5.        Agar mahasiswa tahu prognosis syok obstetri
6.        Agar mahasiswa tahu bagaimana penanganan syok obstetri
7.        Agar mahasiwa tahu apa saja tanda dan gejala dari syok obstetri
8.        Agar mahasiswa tahu klasifikasi dari syok obstetri












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi
Syok obstetri adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi. Dapat dikatakan bahwa syok yang terjadi karena kombinasi:              
• akibat perdarahan,   
• akibat nyeri.
Syok adalah ketidak seimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem vascular bed sehingga menyebabkan terjadinya:    
1. Hipotensi.   
2. Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3. Hipoksia sel.           
4. Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob.
Dengan demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat menurunnya tekanan darah menuju jaringan.         
Jika ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
1. Semakin menurunnya aliran 02 dan nutrisi menuju jaringan.
2. Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh dan menyebabkan asidosis metabolik.
3. Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob yang akan menghasilkan produk samping:         
a. Timbunan asam laktat        
b. Timbunan asam piruvat
 Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel.

B. Etiologi
a.       Pendarahan
b.      Abortus
c.       Infeksi berat
d.      Solusio Plasenta 
e.       Luka jalan lahir
f.        Emboli air ketuban       
g.      Inversio uteri     
h.      Syok postular    
i.         Kolaps Vasomotor pospartum
j.        Fakta predisposisi timbulnya syok

C.    Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem neuroendokrin.system hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan kolagennya, yang secara subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan formasi matur.
Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan GI.
System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi
air.          
System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.
Patofisiology dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan . untuk mengexplore lebih dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias menjadi acuan. Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.

 D. Tanda dan Gejala
1.     Kesadaran penderita menurun
2.      Nadi berdenyut cepat ( Lebih dari 140 */menit ) Kemudian melemah,  
        lambat dan menghilang.
3.      Penderita merasa mual ( mau muntah )
4.      Kulit penderita dingin, lembab dan pucat.
5.      Nafas dangkal dan kadang tak teratur.
6.     Mata penderita nampak hampa, tidak bercahaya dan manik matanya/pupil ) melebar.

Adapun dari buku lain tanda – tanda terjadinya syok obstetri yaitu :
             1. Nadi cepat dan halus ( > 112 / menit )
             2.Menurunnya tekanan darah ( diastotik < 60 )
            3. Pernapasan cepat ( Respirasi > 32 / menit )
            4. Pucat ( terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir )
            5. Berkeringat, gelisa, aptis / bingungan / pingsan / tidak sadar.
            6. Penanganan awal sangat penting untuk menyelamatkan jiwa pasien.

E.  Mekanisme terjadinya syok
1. Syok Hipovolemik terjadi karena volume cairan darah intravaskula berkurang    dalam      jumlah yang  banyak dan dalam waktu yang singkat. Penyebab utama adalah pendarahan akut. 20% volume darah total.
2. Syok septik sering terjadi pada orang dengan gangguan imunitas dan pada usia tua. Akibat dari reaksi tubuh melawan infeksi, bakteri mati dan mengeluarkan Endotaksin melalui mekanisme yang belum jelas mempengaruhi metabolisme sel dan merusak sel jaringan di sekitarnya. Sel yang di rusak ini mengeluarkan enzim usosom dan Histamin. Enzim usosom masuk peredaran darah sampai ke jaringan lain dan menyebabkan kerusakan sel lebih banyak lagi serta sebagai pemicu dikeluarkannya Bradikinin. Bradikinin dan Histamin menyebabkan vasodilasi pembulu darah tepi secara masif dan meningkatkan permeabilitas kapler ( fase hangat syok septik ).

F.     Jenis atau Klasifikasi Syok
1.      Syok Hemoragik
Adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan pada kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas (mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri, dan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir.
Fase Syok
Perempuan hamil normal mempunyai toleransi terhadap perdarahan 500-1000 ml pada waktu persalinan tanpa bahaya oleh karena daya adaptasi fisiologik kardiovaskuler dan hematologik selama kehamilan. Jika perdarahan terus berlanjut, akan timbul fase-fase syok sebagai berikut.

·         Fase Kompensasi
Rangsangan/refleks simpatis : Respons pertama terhadap kehilangan darah adalah vasokontriksi pembuluh darah perifer untuk mempertahankan pasokan darah ke organ vital.
Gejala klinik : pucat, takikardia, takipnea.
·         Fase Dekompensasi
Perdarahan lebih dari 1000 mlpada pasien normal atau kurang karena faktor-faktor yang ada.
Gejala klinik : sesuai gejala klinik syok diatas.
Terapi yang adekuat pada fase ini adalah memperbaiki keadaan dengan cepat tanpa meninggalkan efek samping.
·         Fase Kerusakan Jaringan dan Bahaya Kematian
Penanganan perdarahan yang tidak adekuat menyebabkan hipoksia jaringan yang lamadan kematian jaringan dengan akibat berikut ini.
1.      Asidosis metabolik : disebabkan metabolisme anaerob yang terjadi karena kekurangan oksigen.
2.      Dilatasi arteriol : akibat penumpukan hasil metabolisme selanjutnya menyebabkan penumpukan dan stagnasi darah di kapilar dan keluarnya cairan ke dalam jaringa ekstravaskular.
3.      Koagulasi intravaskular yang luar (DIC) disebabkan lepasnya tromboplastin dari jaringan yang rusak.
4.      Kegagalan jantung akibat berkurangnya aliran darah koroner.
5.      Dalam fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak adekuat lagi dan jika penyembuhan (recovery) dari fase akut terjadi, sisa-sisa penyembuhan akibat nekrosis ginjal dan/atau hipofise akan timbul.
2.      Syok Neurogenik
Yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti pengangkatan tiba-tiba tumor ovarium yang sangat besar.
3.      Syok Kardiogenik
Yaitu syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
4.      Syok Endotoksik/septic
merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama  adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
5.      Syok Anafilatik
yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif terhadap obat-obatan.
Penyebab syok yang lain seperti emboli air ketuban, udara atau thrombus, komplikasi anastesi dan kombinasi seperti pada abortus inkompletus (hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik terganggu dan rupture uteri (hemoragik dan neurogenik). 

G.    Faktor Resiko
Evaluasi dari semua pasien yang datang untuk perawatan obstetrik atau operasi harus termasuk riwayat medis lengkap. Sebuah pribadi atau sejarah keluarga koagulopati, atau penggunaan pribadi dari antikoagulan, harus didokumentasikan. Pemeriksaan fisik lengkap dapat mengungkapkan memar yang luas atau petechiae. Investigasi untuk menilai status koagulasi harus diperoleh dalam situasi ini dan konsultasi dari disiplin lain dipertimbangkan. Semua prosedur yang diusulkan harus dikaji dengan pasien. Risiko komplikasi termasuk perdarahan harus diuraikan dan diskusi didokumentasikan dalam chart. kondisi klinis tertentu dan manajemen bedah mereka berhubungan dengan peningkatan risiko perdarahan, seperti sebagai kehamilan ektopik, miomektomi, lepasnya plasenta, plasenta previa, dan disease. ganas Dalam beberapa situasi, mungkin tepat untuk perempuan nasihat tentang darah autologus transfusi atau hemodilusi techniques.
H.    Prognosis
Jika tidak diobati, biasanya berakibat fatal. Jika diobati, hasilnya tergantung kepada penyebabnya, jarak antara timbulnya syok sampai dilakukannya pengobatan serta jenis pengobatan yang diberikan. Kemungkinan terjadinya kematian pada syok karena serangan jantung atau syok septik pada penderita usia lanjut sangat tinggi.
I.       Penanganan
Prinsip pertama dalam penanganan kedaruratan medik dalam penanganan kedaruratan medik dalam kebidanan atau setiap kedaruratan adalah ABC yang terdiri atas menjaga fungsi saluran nafas (Airway). Pernapasan (Breathing) dan sirkulasi darah (Circulation). Jika situasi tersebut terjadi di luar rumah sakit, pasien harus dikirim ke rumah sakit dengan segeran dan aman.
PENANGANAN SYOK
Prinip Dasar Penanganan Syok
1.      Tujuan utama pengobatan syok adalah melaku kan penanganan awal dan khusus untuk:
·         Menstabilkan kondisi pasien
·         Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah
·         Mengefisiensikan system sirkulasi darah
1.      Setelah pasien stabil tentukkan penyebab syok
Penangana Awal
1.      Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2.      Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3.      Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4.      Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya terbuka.
5.      Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6.      Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki).

Penanganan Khusus
1.      Mulailah infus intra vena (2 jika memungkinkan dengan menggunakan kanula atau jarum terbesar (no. 6 ukuran terbesar yang tersedia). Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
·         Segera berikan cairan infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan kecepatan 1 liter dalam 15-20 menit
Catatan: Hindari penggunaan pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat bukti bahwa pengganti plasma lebih baik jika dibandingkan dengan garam fisiologik pada resusitasi ib yag mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat berbahaya.
·         Berikan paling sedikit 2 Liter cairan ini pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan
·         Setelah kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam kecepatan 1 liter per 6-8 jam
·         Catatan: Infus dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat jumlah cairan yang diperkirakan hilang.
1.      Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down
2.      Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan. Napas pendek dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian cairan.
3.      Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan dicatat.
4.      Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung.

PENENTUAN DAN PENANGANAN PENYEBAB SYOK
Tentukan penyebab syok setelah ibu tersebut stabil keadaannya
Syok Perdarahan
Jika perdarahan hebat dicurigai sebagai penyebab syok:
1.      Ambil langkah-langkah secara berurutan untuk menghentikan perdarahan (seperti oksitosin, masasse uterus, kompresi bimanual, kompresi aorta, persiapan untuk tindakan pembedahan).
2.      Transfusi sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan darah. Pada kasus syok karena perdarahan, transfusi dubutuhkan jika Hb <8 g%. Biasanya darah yang diberikan ialah darah segar yang baru diambil dari donor darah.
3.      Tentukan penyebab perdarahan dan tata laksana:
·         Jika perdarahan terjadi pada 22 minggu pertama kehamilan, curigai abortus, kehamilan ektopik atau mola
·         Jika perdarahan terjadi setelah 22 minggu atau pada saat persalinan tetapi sebelum melahirkan, curigai plasenta previa, solusio plasenta atau robekan dinding uterus (rupture uteri).
·         Jika perdarahan terjadi setelah melahirkan, curigai robekan dinding uterus, atonia uteri, robekan jalan lahir, plasenta tertinggal.
1.      Nilai ulang keadaan ibu: dalam waktu 20-30 mnit setelah pemberian cairan, nilai ulang keadaan ibu tersebut untuk melihat tanda-tanda perbaikan.
2.      Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stbil atau ada perbaikan sebagai berikut:
·         Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100 mmHg
·         denyut jantung stabil
·         Kondisi mental pasien membaik, ekspresi ketakutan berkurang
·         Produksi urin bertambah. Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam

Syok Septik
1.      Jika infeksi dicurigai menjadi penyebab syok:
·         Ambil sampel secukupnya darah, urin, pus, untuk kultur mikroba sebelum memulai terapi antibiotika, jika fasilitas memungkinkan.
·         Penyebab utama syok septic (70% kasus) ialah bakteri gram negative seperti Esckherisia koli, Klebsiella pnemoniae, Serratia, Enterobakter, dan Psedomonas.
·         Antibiotika harus diperhatikan apabila diduga atau terdapat infeksi, misalnya pada kasusu sepsis, syok septic, cedera intraabdominal, dan perforasi uterus.
Catatan: Jangan diberikan antibiotika melalui mulut pada ibu yang sedang syok.
·         Untuk kebanyakan kasus dipilih antibiotika berspektrum luas yang efektif terhadap kuman gram negative, gram postif, anerobik, dan klamidia. Antibiotika harus diberikan dalam bentuk kombinasi agar diperoleh cakupan yang luas.

·         Berikan kombinasi antibiotika untuk mengobati infeksi aerob dan anaerob dan teruskan sampai ibu tersebt bebas demam selama 48 jam.
o    Penisillin g 2 juta unit ata ampisilin 2 g I. V setiap 6 jam.
o    Ditambah gentamisin 5 mg/kg BB I.V setiap 24 jam.
o    Ditambah metronidazol 500 mg I. V. setiap 8 jam.

·         Nilai ulang keadaan ibu tersebut untuk menilai adanya tanda-tanda perbaikan.
1.      Jika trauma dicurigai sebagai penyabab syok, lakukan prasiapan untuk tindakan pembedahan.
2.      Perubahan kondisi sepsis sulit diperkirakan, dalam waktu singkat dapat memburuk
3.      Tanda-tanda bahwa kondisi pasin sudah stabil atau ada perbaikan adalah
·         Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100 mmhg
·         Denyut jantung stabil
·         Kondisi maternal membaik, ekspresi ketakutan berkurang
·         Produki urin bertambah.Diharapka produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam.

PENILAIAN ULANG
1.      Nilai ulang respon ibu tehadap pemeriksaan varian dalam waktu 30 mneit untuk menentukkan apakah kondisinya membaik. Tanda-tanda perbaikkan meliputi:
·         nadi yang stabil (90 menit atau kurang)
·         Peningkatan tekanan darah (sistolik 00 mmHg atau lebih)
·         Perbaikan tatus mental (brkurangnya kebingungan dan kegelisahan)
·         meningkatnya jumlah urin (30 ml pr jam atau lebih)

2.      Jika kondisi ibu tersebut membaik
·         Sesuaikan kecepatan infuse menajdai 1 liter dalam 6 jam
·         Teruskan penatalaksanaan untuk penyebab syok
3.      Jika kondisi ibu tersebut tidak membaik, berarti ia membutuhkan penanganan selanjutnya.

















BAB III
PENUTUP
A.                KESIMPULAN
Syok obstetri adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi. Klasifikasi Syok: Syok hipovolemik, syok sepsis (endatoxin shock), syok kardiogenik, dan syok neurogenik.
Penanganan syok terbagi dua bagian yaitu:
Penangana Awal
1.      Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2.      Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3.      Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4.      Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya terbuka.
5.      Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6.      Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki)
Penanganan Khusus
Mulailah infus intra vena. Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.




B.     SARAN
Dengan makalah yang saya buat ini, diharapkan para bidan ataupun calon bidan dapat memahami tentang kelainan pada bayi baru lahir. Pengetahuan ini diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas dan profesionalisme dalam bekerja, hingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kinerja seorang bidan


















DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan.2012.Patologi Kebidanan.Yogyakarta;Medical book
Prawirohardjo, Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta;PT. Bina Pustaka
Suddart.2002.Keperawatan Medical Bedah.Jakarta.EGC
http://www.artikelkedokteran.com/arsip/makalah-syok-obstetri.html diakses pada tanggal 18 April 2013 jam 15.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar