BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan
sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
Syok adalah
suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem
kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah
yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendahdan kematian
sel maupun jaringan.Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yangadekuat ke organ-organ vital.
Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan
tindakan segera dan intensif.Syok terjadi
akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya alirandarah, termasuk kelainan jantung (misalnyaserangan jantung atau gagal jantung ), volume darah yang
rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada
pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
Syok sulit di definisikan, Hal ini berhubungan dengan sindrom klinik yang di
namis, yang di tandai dengan perubahan sehubungan penurunan sirkulasi volume
darah yang menyebabkan ketidaksadaran jika tidak di tangani dapat menyebabkan
kematian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
itu Syok Obstetri ?
2. Apa
etiologi dari Syok Obstetri ?
3. Apa
saja Patofisiologi dari Syok Obstetri ?
4. Siapa
saja faktor resiko Syok Obstetri ?
5. Bagaimana
prognosis Syok Obstetri ?
6. Bagaimana
cara penanganan Syok Obstetri ?
7. Apa
saja tanda dan gejala dari syok Obstetri ?
8. Apa
saja klasifikasi dari syok obstetri ?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Agar mahasiswa tahu
definisi dari syok obstetri
2.
Agar mahasiswa tahu
etiologi dari syok obstetri
3.
Agar mahasiswa tahu
patofisiologi syok obstetri
4.
Agar mahasiswa tahu
faktor resiko syok obstetri
5.
Agar mahasiswa tahu
prognosis syok obstetri
6.
Agar mahasiswa tahu
bagaimana penanganan syok obstetri
7.
Agar mahasiwa tahu apa
saja tanda dan gejala dari syok obstetri
8.
Agar mahasiswa tahu
klasifikasi dari syok obstetri
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Definisi
Syok obstetri adalah keadaan
syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang
terjadi. Dapat dikatakan bahwa syok yang terjadi karena kombinasi:
• akibat perdarahan,
• akibat nyeri.
• akibat perdarahan,
• akibat nyeri.
Syok adalah
ketidak seimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem
vascular bed sehingga menyebabkan terjadinya:
1. Hipotensi.
2. Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3. Hipoksia sel.
4. Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob.
1. Hipotensi.
2. Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3. Hipoksia sel.
4. Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob.
Dengan demikian, dapat terjadi
kompensasi peningkatan detak jantung akibat menurunnya tekanan darah menuju
jaringan.
Jika ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
Jika ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
1. Semakin menurunnya aliran 02 dan nutrisi menuju
jaringan.
2. Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut
CO2 dan hasil maabolisme lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam
piruvat di jaringan tubuh dan menyebabkan asidosis metabolik.
3. Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan
menimbulkan metabolisme anaerob yang akan menghasilkan produk samping:
a. Timbunan asam laktat
b. Timbunan asam piruvat
a. Timbunan asam laktat
b. Timbunan asam piruvat
Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel
yang terlalu lama yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel
dan metabolisme sel.
B. Etiologi
a.
Pendarahan
b.
Abortus
c.
Infeksi berat
d.
Solusio Plasenta
e. Luka jalan
lahir
f. Emboli air ketuban
g.
Inversio uteri
h.
Syok postular
i. Kolaps Vasomotor pospartum
j.
Fakta predisposisi timbulnya syok
C.
Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap
perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh: sistem
hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem neuroendokrin.system
hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut dengan
mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah
(dengan melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada
sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan
kolagennya, yang secara subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan
stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk
pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan formasi matur.
Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan GI.
System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi air.
System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.
Patofisiology dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan . untuk mengexplore lebih dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias menjadi acuan. Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.
Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan GI.
System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi air.
System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.
Patofisiology dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan . untuk mengexplore lebih dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias menjadi acuan. Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.
D. Tanda dan Gejala
1. Kesadaran
penderita menurun
2.
Nadi berdenyut cepat ( Lebih dari 140 */menit ) Kemudian melemah,
lambat dan menghilang.
3.
Penderita merasa mual ( mau muntah )
4.
Kulit penderita dingin, lembab dan pucat.
5.
Nafas dangkal dan kadang tak teratur.
6. Mata
penderita nampak hampa, tidak bercahaya dan manik matanya/pupil ) melebar.
Adapun dari
buku lain tanda – tanda terjadinya syok obstetri yaitu :
1. Nadi
cepat dan halus ( > 112 / menit )
2.Menurunnya
tekanan darah ( diastotik < 60 )
3.
Pernapasan cepat ( Respirasi > 32 / menit )
4.
Pucat ( terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir )
5.
Berkeringat, gelisa, aptis / bingungan / pingsan / tidak sadar.
6. Penanganan awal sangat penting untuk
menyelamatkan jiwa pasien.
E. Mekanisme terjadinya syok
1. Syok Hipovolemik terjadi karena volume cairan darah
intravaskula berkurang dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Penyebab
utama adalah pendarahan akut. 20% volume darah total.
2. Syok septik sering terjadi pada orang dengan
gangguan imunitas dan pada usia tua. Akibat dari reaksi tubuh melawan infeksi,
bakteri mati dan mengeluarkan Endotaksin melalui mekanisme yang belum jelas
mempengaruhi metabolisme sel dan merusak sel jaringan di sekitarnya. Sel yang
di rusak ini mengeluarkan enzim usosom dan Histamin. Enzim usosom masuk
peredaran darah sampai ke jaringan lain dan menyebabkan kerusakan sel lebih
banyak lagi serta sebagai pemicu dikeluarkannya Bradikinin. Bradikinin dan
Histamin menyebabkan vasodilasi pembulu darah tepi secara masif dan
meningkatkan permeabilitas kapler ( fase hangat syok septik ).
F.
Jenis atau
Klasifikasi Syok
1.
Syok Hemoragik
Adalah suatu
syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan pada
kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas
(mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio
plasenta, rupture uteri, dan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri
dan laserasi jalan lahir.
Fase Syok
Perempuan
hamil normal mempunyai toleransi terhadap perdarahan 500-1000 ml pada waktu
persalinan tanpa bahaya oleh karena daya adaptasi fisiologik kardiovaskuler dan
hematologik selama kehamilan. Jika perdarahan terus berlanjut, akan timbul
fase-fase syok sebagai berikut.
·
Fase Kompensasi
Rangsangan/refleks simpatis :
Respons pertama terhadap kehilangan darah adalah vasokontriksi pembuluh darah perifer
untuk mempertahankan pasokan darah ke organ vital.
Gejala klinik : pucat, takikardia,
takipnea.
·
Fase Dekompensasi
Perdarahan lebih dari 1000 mlpada
pasien normal atau kurang karena faktor-faktor yang ada.
Gejala klinik : sesuai gejala klinik
syok diatas.
Terapi yang
adekuat pada fase ini adalah memperbaiki keadaan dengan cepat tanpa
meninggalkan efek samping.
·
Fase Kerusakan Jaringan dan Bahaya
Kematian
Penanganan perdarahan yang tidak
adekuat menyebabkan hipoksia jaringan yang lamadan kematian jaringan dengan
akibat berikut ini.
1.
Asidosis metabolik : disebabkan
metabolisme anaerob yang terjadi karena kekurangan oksigen.
2.
Dilatasi arteriol : akibat
penumpukan hasil metabolisme selanjutnya menyebabkan penumpukan dan stagnasi
darah di kapilar dan keluarnya cairan ke dalam jaringa ekstravaskular.
3.
Koagulasi intravaskular yang luar
(DIC) disebabkan lepasnya tromboplastin dari jaringan yang rusak.
4.
Kegagalan jantung akibat
berkurangnya aliran darah koroner.
5.
Dalam fase ini kematian mengancam.
Transfusi darah saja tidak adekuat lagi dan jika penyembuhan (recovery) dari
fase akut terjadi, sisa-sisa penyembuhan akibat nekrosis ginjal dan/atau
hipofise akan timbul.
2.
Syok Neurogenik
Yaitu syok
yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan
ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau
persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam
yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut,
pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion), dan
penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti pengangkatan tiba-tiba
tumor ovarium yang sangat besar.
3.
Syok Kardiogenik
Yaitu syok
yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan
oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada
penyakit-penyakit katup jantung.
4. Syok
Endotoksik/septic
merupakan
suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin.
Penyebab utama adalah infeksi bakteri
gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi
pascapersalinan.
5. Syok Anafilatik
yaitu syok
yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif terhadap obat-obatan.
Penyebab syok yang lain seperti emboli air ketuban,
udara atau thrombus, komplikasi anastesi dan kombinasi seperti pada abortus
inkompletus (hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik terganggu dan
rupture uteri (hemoragik dan neurogenik).
G.
Faktor
Resiko
Evaluasi
dari semua pasien yang datang untuk perawatan obstetrik atau operasi harus
termasuk riwayat medis lengkap. Sebuah pribadi atau sejarah keluarga
koagulopati, atau penggunaan pribadi dari antikoagulan, harus didokumentasikan.
Pemeriksaan fisik lengkap dapat mengungkapkan memar yang luas atau petechiae.
Investigasi untuk menilai status koagulasi harus diperoleh dalam situasi ini
dan konsultasi dari disiplin lain dipertimbangkan. Semua prosedur yang
diusulkan harus dikaji dengan pasien. Risiko komplikasi termasuk perdarahan
harus diuraikan dan diskusi didokumentasikan dalam chart. kondisi klinis
tertentu dan manajemen bedah mereka berhubungan dengan peningkatan risiko
perdarahan, seperti sebagai kehamilan ektopik, miomektomi, lepasnya plasenta,
plasenta previa, dan disease. ganas Dalam beberapa situasi, mungkin tepat untuk
perempuan nasihat tentang darah autologus transfusi atau hemodilusi techniques.
H.
Prognosis
Jika tidak diobati, biasanya
berakibat fatal. Jika diobati, hasilnya tergantung kepada penyebabnya, jarak
antara timbulnya syok sampai dilakukannya pengobatan serta jenis pengobatan
yang diberikan. Kemungkinan terjadinya kematian pada syok karena serangan
jantung atau syok septik pada penderita usia lanjut sangat tinggi.
I. Penanganan
Prinsip pertama dalam penanganan
kedaruratan medik dalam penanganan kedaruratan medik dalam kebidanan atau
setiap kedaruratan adalah ABC yang terdiri atas menjaga fungsi saluran nafas
(Airway). Pernapasan (Breathing) dan sirkulasi darah (Circulation). Jika
situasi tersebut terjadi di luar rumah sakit, pasien harus dikirim ke rumah
sakit dengan segeran dan aman.
PENANGANAN SYOK
Prinip Dasar
Penanganan Syok
1.
Tujuan utama
pengobatan syok adalah melaku kan penanganan awal dan khusus untuk:
·
Menstabilkan kondisi
pasien
·
Memperbaiki volume
cairan sirkulasi darah
·
Mengefisiensikan
system sirkulasi darah
1.
Setelah pasien stabil
tentukkan penyebab syok
Penangana Awal
1.
Mintalah bantuan.
Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat
darurat
2.
Lakukan pemeriksaan
secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3.
Pantau tanda-tanda
vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4.
Baringkan ibu tersebut
dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia
muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya terbuka.
5.
Jagalah ibu tersebut
tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi
perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6.
Naikan kaki untuk
menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan
tempat tidur pada bagian kaki).
Penanganan Khusus
1.
Mulailah infus intra
vena (2 jika memungkinkan dengan menggunakan kanula atau jarum terbesar (no. 6
ukuran terbesar yang tersedia). Darah diambil sebelum pemberian cairan infus
untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan
hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap
termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis,
dan uji pembekuan.
·
Segera berikan cairan
infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan kecepatan 1 liter
dalam 15-20 menit
Catatan: Hindari
penggunaan pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat bukti bahwa
pengganti plasma lebih baik jika dibandingkan dengan garam fisiologik pada
resusitasi ib yag mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat
berbahaya.
·
Berikan paling sedikit
2 Liter cairan ini pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan yang
dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan
·
Setelah kehilangan
cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam kecepatan 1 liter
per 6-8 jam
·
Catatan: Infus dengan
kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam penatalaksanaan syok
akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat jumlah cairan yang
diperkirakan hilang.
1.
Jika vena perifer
tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down
2.
Pantau terus
tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila kondisi
pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan. Napas pendek
dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian cairan.
3.
Lakukan kateterisasi
kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar.
Produksi urin harus diukur dan dicatat.
4.
Berikan oksigen dengan
kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung.
PENENTUAN DAN
PENANGANAN PENYEBAB SYOK
Tentukan penyebab syok
setelah ibu tersebut stabil keadaannya
Syok Perdarahan
Jika perdarahan hebat
dicurigai sebagai penyebab syok:
1.
Ambil langkah-langkah
secara berurutan untuk menghentikan perdarahan (seperti oksitosin, masasse
uterus, kompresi bimanual, kompresi aorta, persiapan untuk tindakan
pembedahan).
2.
Transfusi sesegera
mungkin untuk mengganti kehilangan darah. Pada kasus syok karena perdarahan,
transfusi dubutuhkan jika Hb <8 g%. Biasanya darah yang diberikan ialah
darah segar yang baru diambil dari donor darah.
3.
Tentukan penyebab
perdarahan dan tata laksana:
·
Jika perdarahan
terjadi pada 22 minggu pertama kehamilan, curigai abortus, kehamilan ektopik
atau mola
·
Jika perdarahan
terjadi setelah 22 minggu atau pada saat persalinan tetapi sebelum melahirkan,
curigai plasenta previa, solusio plasenta atau robekan dinding uterus (rupture
uteri).
·
Jika perdarahan
terjadi setelah melahirkan, curigai robekan dinding uterus, atonia uteri,
robekan jalan lahir, plasenta tertinggal.
1.
Nilai ulang keadaan
ibu: dalam waktu 20-30 mnit setelah pemberian cairan, nilai ulang keadaan ibu
tersebut untuk melihat tanda-tanda perbaikan.
2.
Tanda-tanda bahwa
kondisi pasien sudah stbil atau ada perbaikan sebagai berikut:
·
Tekanan darah mulai
naik, sistolik mencapai 100 mmHg
·
denyut jantung stabil
·
Kondisi mental pasien
membaik, ekspresi ketakutan berkurang
·
Produksi urin
bertambah. Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam
Syok Septik
1.
Jika infeksi dicurigai
menjadi penyebab syok:
·
Ambil sampel
secukupnya darah, urin, pus, untuk kultur mikroba sebelum memulai terapi
antibiotika, jika fasilitas memungkinkan.
·
Penyebab utama syok
septic (70% kasus) ialah bakteri gram negative seperti Esckherisia koli,
Klebsiella pnemoniae, Serratia, Enterobakter, dan Psedomonas.
·
Antibiotika harus
diperhatikan apabila diduga atau terdapat infeksi, misalnya pada kasusu sepsis,
syok septic, cedera intraabdominal, dan perforasi uterus.
Catatan: Jangan
diberikan antibiotika melalui mulut pada ibu yang sedang syok.
·
Untuk kebanyakan kasus
dipilih antibiotika berspektrum luas yang efektif terhadap kuman gram negative,
gram postif, anerobik, dan klamidia. Antibiotika harus diberikan dalam bentuk
kombinasi agar diperoleh cakupan yang luas.
· Berikan kombinasi
antibiotika untuk mengobati infeksi aerob dan anaerob dan teruskan sampai ibu
tersebt bebas demam selama 48 jam.
o Penisillin g 2 juta
unit ata ampisilin 2 g I. V setiap 6 jam.
o Ditambah gentamisin 5
mg/kg BB I.V setiap 24 jam.
o Ditambah metronidazol
500 mg I. V. setiap 8 jam.
·
Nilai ulang keadaan
ibu tersebut untuk menilai adanya tanda-tanda perbaikan.
1.
Jika trauma dicurigai
sebagai penyabab syok, lakukan prasiapan untuk tindakan pembedahan.
2.
Perubahan kondisi
sepsis sulit diperkirakan, dalam waktu singkat dapat memburuk
3.
Tanda-tanda bahwa
kondisi pasin sudah stabil atau ada perbaikan adalah
·
Tekanan darah mulai
naik, sistolik mencapai 100 mmhg
·
Denyut jantung stabil
·
Kondisi maternal
membaik, ekspresi ketakutan berkurang
·
Produki urin bertambah.Diharapka
produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam.
PENILAIAN ULANG
1. Nilai ulang respon ibu
tehadap pemeriksaan varian dalam waktu 30 mneit untuk menentukkan apakah
kondisinya membaik. Tanda-tanda perbaikkan meliputi:
·
nadi yang stabil (90
menit atau kurang)
·
Peningkatan tekanan
darah (sistolik 00 mmHg atau lebih)
·
Perbaikan tatus mental
(brkurangnya kebingungan dan kegelisahan)
·
meningkatnya jumlah
urin (30 ml pr jam atau lebih)
2. Jika kondisi ibu
tersebut membaik
·
Sesuaikan kecepatan
infuse menajdai 1 liter dalam 6 jam
·
Teruskan
penatalaksanaan untuk penyebab syok
3. Jika kondisi ibu
tersebut tidak membaik, berarti ia membutuhkan penanganan selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Syok obstetri adalah keadaan syok
pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang
terjadi. Klasifikasi Syok: Syok hipovolemik, syok sepsis (endatoxin
shock), syok kardiogenik, dan syok neurogenik.
Penanganan syok terbagi dua bagian yaitu:
Penangana Awal
1. Mintalah bantuan.
Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat
darurat
2. Lakukan pemeriksaan
secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3. Pantau tanda-tanda
vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4. Baringkan ibu tersebut
dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia
muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya terbuka.
5. Jagalah ibu tersebut
tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi
perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6. Naikan kaki untuk
menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan
tempat tidur pada bagian kaki)
Penanganan Khusus
Mulailah infus intra vena. Darah diambil sebelum
pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan
(cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan
pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan
elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
B.
SARAN
Dengan makalah yang
saya buat ini, diharapkan para bidan ataupun calon bidan dapat memahami tentang
kelainan pada bayi baru lahir. Pengetahuan ini diharapkan dapat menunjang
peningkatan kualitas dan profesionalisme dalam bekerja, hingga mampu
meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kinerja seorang bidan
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho,
Taufan.2012.Patologi Kebidanan.Yogyakarta;Medical
book
Prawirohardjo,
Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta;PT.
Bina Pustaka
Suddart.2002.Keperawatan Medical Bedah.Jakarta.EGC
http://www.artikelkedokteran.com/arsip/makalah-syok-obstetri.html
diakses pada tanggal 18 April 2013 jam 15.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar