BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh
pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan
Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan
memberikan kepauasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal.
Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang
baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan
membahas secara khusus tentang pengelolaan Material atau logistic keperawatan.
(Widyapusy, 2011).
Distribusi logistik merupakan kegiatan dan usaha pengurusan
dalam penyelenggaraan penyaluran dan penyampaian kebutuhan logistik kepada
unit-unit kerja yang membutuhkan. Dari pengertian ini dapat ditekankan bahwa
dalam kegiatan distribusi logistik tidak sekedar memberikan atau menyerahkan
logistik kepada unit kerja yang memerlukan, tapi lebih dari itu dituntut adanya
kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang tepat sehingga tercipta
suatu cara kerja, prosedur kerja dan sistem kerja dalam penyaluran logistik
secara teratur, tertib, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mendukung
efektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. (Tatty,
2012).
Kegiatan distribusi logistik pada dasarnya merupakan
kelanjutan dari proses penyimpanan atau penggudangan logistik, ataupun secara
empirik merupakan satu bagian dari kegiatan penggudangan logistik itu sendiri.
Kegiatan distribusi barang ini pada dasarnya juga merupakan suatu bagian
kegiatan dari serangkaian kegiatan guna pemenuhan kebutuhan logistik bagi
unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, kegiatan distribusi
logistik ini tidak boleh dianggap sepele ataupun remeh dalam penyelenggaraan
kegiatan dalam suatu organisasi, tetapi sebaliknya kegiatan ini harus mendapat
perhatian yang proporsional karena efektifitas dan efisiensi kerja setiap unit
kerja maupun organisasi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh
profesionalitas dalam pegelolaan kegiatan distribusi logistik ini. (Tatty,
2012).
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung
pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk
mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan
pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan
logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi
dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi
peningkatan mutu pelayanan secara umum. (Theodorabean, 2011).
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian
darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan
untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus
mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk
mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat
tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional
rumah sakit. (Subagya, 1994).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus
disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain:
obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan,
persediaan logistik umum dan teknik. (Subagya, 1994).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi dari manajemen
perlengkapan ?
2. Apa fungsi dari manajemen perlengkapan ?
3. Apa tujuan dari manajemen
perlengkapan ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi manajemen perlengkapan.
2.
Untuk mengetahui fungsi manajemen perlengkapan.
3.
Untuk mengetahui tujuan manajemen perlengkapan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Manajemen Perlengkapan atau Logistik
Serangkaian kegiatan
perencanaan, pengorganisasian,dan pengawasan terhadap kegiatan
pengadaan,pencatatan pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penggunaan
logistic guna mendukung afektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi.
Berdasarkan uraian dari pengertian
manajemen dan pengertian logistik, bahwa manajemen lebih menitik beratkan pada
cara untuk mengelola barang melalui tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. A. Hasyim Ali menterjemahkan
pendapat P. Bowersox tentang pengertian logistik modern. Dalam buku Manajemen
Logistik, Bowersox mengemukakan definisi logistik sebagai berikut :
Logistik adalah proses pengelolaan
yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang, suku
cadang dan barang dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan
dan kepada para langganan.
(Subagya, 1994)
Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk
kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu
ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan
kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat. Sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan
bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat
bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (Subagya: 1994).
2.2 Tujuan
manajemen logistik
a.
Tujuan umum
1)
Tujuan operasional
Tujuan
operasional agar tersedia barang / bahan dalam jumlah yang tepat
dan mutu yang memadai.
2)
Tujuan keuangan
Tujuan
keuangan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang
serendah-serendahnya.
3)
Tujuan pengamanan
b.
Tujuan khusus
Mendukung
efektivitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi. (Widyapusy.
2011).
2.3 Implementasi
manajemen perlengkapan pada klinik bidan
praktik swasta
Untuk
melaksanakan praktik bidan terdapat sejumlah persaratan minimal dan
perlengkapan pelayanan kebidanan yang di atur melalui peraturan pemerintah,yang
mencakup :
1.
Peralatan (steril dan tidak steril)
2.
Bahan habis pakai
3.
Obat-obatan
4.
formulir dan kelengkapan adsministrasi.
(Widyapusy. 2011).
2.4 Fungsi
manajemen perlengkapan
Fungsi
logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai
berikut (Mustiksari: 2007):
1. Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk
merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan
logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan
oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang
berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya menyatakan
perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan,
pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara
terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman
tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin
kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian
apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik
menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan
berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap
devisi-devisi yang terjadi.
Suatu rencana harus di dukung oleh
semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan
sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Di bawah ini akan
dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas
(Subagya: 1994).
Dalam suatu
kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (
Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf,
perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam
periode-periode sebagai berikut:
a.
Rencana jangka panjang (Long range)
b.
Rencana jangka menengah (Mid range)
c.
Rencana jangka pendek (Short range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan
usaha penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha
tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan
penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:
a.
Rencana Pembelian
b.
Rencana Rehabilitasi
c.
Rencana Dislokasi
d.
Rencana Sewa
e.
Rencana
Pembuatan.
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat
menjawab dan menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:
a.
Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat
b.
Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah yang tepat
c. Bilamana dibutuhkan
(when) untuk menentukan waktu yang tepat
d.
Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat
e.
Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan orang
atau unit yang tepat
f.
Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat
g.
Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang di ambil
benar-benar tepat
2
Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua
kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu
skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya
& Mustikasari)
Dalam fungsi penganggaran, semua
rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih
lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia.
Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama
maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu
kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah
diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak
boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit
akan sangat membantu kegiatan.
Dalam menyususn anggaran terdapat
beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain adalah:
a. Peraturan–peraturan
terkait
b. Pertimbangan politik,
sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Hal-hal yang
berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan anggaran seperti:
sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik
Sumber anggaran di suatu rumah sakit
bermacam-macam, tergantung pada institusi yang ada apakah milik pemerintah atau
swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana
Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan
pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari Dana Subsidi
(Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga
(Mustikasari).
Alokasi anggaran logistik Rumah
Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis
kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku
cadang.
3
Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan
usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan
peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada
menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan
sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan
Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi
atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui
sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus
dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai
alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi.
Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan
perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Penyususnan dokumen tender
c. Pengiklanan/penyampaian uandangan
lelang
d. Pemasukan dan pembukuan penawaran
e. Evaluasi penawaran
f. Pengusulan dan penentuan
pemenang
g. Masa sanggah
h. Penunjukan pemenang
i. Pengaturan kontrak
j.
Pelaksanaan kontrak
Mengingat fungsi pengadaan adalah
fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan
perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan
sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan
barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
pada fungsi pengadaan antara lain:
a. Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W.
Aljian, antara lain:
1.
Hubungan pribadi dengan para pedagang
sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua
tahap perdagangan
2.
Tidak boleh ada keterangan orang dalam,
kepada siapapun.
3.
Memberi batas kepada seorang rekanan
adalah melanggar etika
b. Pelelangan pengadaan
barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus
dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai
berikut:
1.
Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya
5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan,
penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab
tehnis.
2.
Dilarang duduk sebagai anggota panitia
adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat
jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
3.
Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala
kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
4.
Masa kerja panitia berakhir sesuai
dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)
4
Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan
dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan.
(Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah
ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan
biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah:
Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian
barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor-faktor yang perlu mendapat
perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a. Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi,
bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi
udara yang baik.
b. Barang (Jenis, bentuk
barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan
bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
1.
Barang biasa: Kendaraan, mobil
ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll.
2.
Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat
medis dll.
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan,
rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi,
kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang,
pengawetan dll.
e. Penggunaan alat bantu
f. Pengamanan dan
keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian,
tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan
tindakan keamanan.
5
Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan
kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran
barang antara lain:
a. Proses
Administrasi
b. Proses penyampaian
berita (data-data informasi)
c. Proses pengeluaran
fisik barang
d. Proses angkutan
e. Proses
pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan
rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang ketat
dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
6
Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha
pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang
antaralain:
1.
Barang hilang, akibat kesalahan
sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak
ditemukan
2.
Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai
barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan
faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan
efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh
dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi
yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak
memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
3.
Surplus dan ekses
4.
Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak
diurus
5.
Rampasan yaitu barang-barang bukti dari
suatu perkara
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara
lain:
a) Aspek yuridis,
administrasi dan prosedur
b)
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha:
Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan
yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian
kewajiban sebelum barang dihapus.
c) Aspek rencana
pelaksana tehnis
a. Evaluasi,
rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara
penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
1.
Pemanfaatan langsung: Usaha
merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali
dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
2.
Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan
nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi barang lain
3.
Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang
memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung
4.
Hibah: Pemanfaatan langsung atau
peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)
5.
Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di
bawah tangan atau dilelang
6.
Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan
keselamatan lingkungan
7
Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan
dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap
langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung
(Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
1.
Merumuskan tatalaksana dalam bentuk
manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain
2.
Melaksanakan pengamatan (Monitoring),
evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang
penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana
3.
Melakukan kunjungan staf guna
mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan
4.
Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat
berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
1.
Struktur organisasi yang baik
2.
Sistem informasi yang memadai
3.
Klasifikasi yang selalu mengikuti
perkembangan menuju standardisasi
4.
Pendidikan dan pelatihan
5.
Anggaran yang cukup memadai
2.5 Sarana
medis-non medis
1.
Sarana non medis
a.
Bangunan dan tata ruang
Sekurang-kurangnya
terdiri dari :
1)
Ruang tunggu :
a)kursi / bangku pasien
b)
meja / majalah / surat kabar
c)meja dan kursi petugas
pengantar
2)
Ruang pemeriksaan :
a)
Meja dan kursi provider
b)
Lemari, meja obat
c)
Tempat cuci tangan
3)
Kamar kecil (WC)
Perhatikan
:
a)
Kenyamanan
b)
Keamanan
c)
Privacy
d)
Kepuasan
b.
Perlengkapan penunjang
1.
Buku kas (bila perlu)
2.
Buku resep
3.
Blanko formulir rujukan
4.
Blanko kwitansi
5.
Blanko surat sakit
6.
Blanko surat sehat
7.
Blanko buku kesehatan pribadi
8.
Kelengkapan rekam medis
a.
Sederhana : kartu pasien dan rak penyimpanan
b.
Canggih : computer stiap perangkat lunak
c.
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
1.
KIE KB dan kesehatan hendaknya disampaikan secara informatif dan tidak
berdampak negative dengan bantuan :
a.
Leaflet
b.
Brosur
c.
Poster
d.
Alat peraga
2.
Sarana medis KB :
a.
Meja ginekolog
b.
IUD kit
c.
Implant kit
d.
Alat-alat kontrasepsi
e.
Speculum
f.
Cocor bebek
g.
Lampu obgyn
3.
Sarana non medis
KIE KB berupa :
a.
Leaflet kontrasepsi
b.
Brosur KB
c.
Poster KB
d.
Alat peraga kontrasepsi dan anatomi
e.
Kartu tunjangan
f.
Rekam medic
4.
Sarana medis kesehatan :
Meja bidan
a.
Timbangan anak
b.
Timbangan dewasa
c.
Stetoskop
d.
Lampu senter
e.
Thermometer
f.
Plester
g.
Pinset
h.
Scalpel
i.
Alcohol, kapas, kasa steril
-
J.
Peralatan suntik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan pengelolaan logistik tergantung pada kompetensi
dari manajer logistik. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui
fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian
alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien.
Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan
pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara
umum.
3.2 Saran
Makalah tentang manajemen perlengkapan atau logistik
ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu diharapkan kepada dosen
pembimbing dan para pembaca agar dapat memberi masukan berupa saran maupun
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Subagya M S, ( 1994 ) “Manajemen
Logistik” cetakan keempat Jakarta : PT Gunung
Agung
Bafadal,Ibrahim. 2008. Manajemen
Perlengkapan. Jakarta : Bumi Aksara.
http://sumbawanews.com/situsku/entries/view/3521/-peralatan-dan-manajemen-logistic-dalam-penananggulangan-bencana-menara-ilmu.html (
Di unggah tgl 9/3/2013)
http://tatty.misioner.blogspot.com/2012/09/materi-kuliah-manajemen-logistik.
tmhl
( Di unggah tanggal 9/3/2013 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar